Aku bangun diranjangku dengan perasaan
bahagia yang luar biasa. Ini tak seperti hari – hari sebelumnya dimana aku
bangun dengan malas dan mengeluhkan segala hal. Hari ini berbeda, senyumku
mengembang sedari aku terbangun dari tidur. Hariku terasa lebih baik atau
bahkan rasanya aku siap untuk menantang matahari sekalipun. Pertemuan kembali
dengan gadis bertopi merah tadi malam cukup untuk merubah segalanya. Sudah lama
aku tidak merasakan gairah seperti ini. Perasaan yang sudah lama terlupakan
dalam sudut hati itu muncul lagi, getaran-getaran kecil yang berubah menjadi
letupan-letupan itu hidup kembali seiring dengan jarak yang mulai terlebur.
Dalam diam kami menghabiskan malam di bukit
yang tak jauh dari kota. Hanya diterangi cahaya bulan serta kerlap-kerlip lampu
pemukiman penduduk dari kejauhan. Dengan sekantong penuh makanan ringan serta
beberapa kaleng minuman bersoda. Saat itu aku ingin waktu berhenti berputar,
memberi kesampatan padaku untuk merasakan perasaan ini lebih lama. Aku ingin
meluapkan perasaan rindu yang tak berkesudahan pada malam yang pekat. Berada
disini bersamanya membuatku melupakan segalanya. Beban yang bertumpuk, masalah
yang silih berganti seolah terlihat mudah untuk dilalui. Karena dimulai dari
detik ini dan seterusnya akan ada dia yang selalu menguatkan.
Tak lama
berselang, tanganmu menunjuk ke arah utara sembari berseru kearahku.
“lihat,
itu Polaris”
30 Agustus 2015 | 01.18
ditulis untuk tugas creative writing '3 words strategy'.
p.s. entah kenapa selalu gak bisa nulis cerita yang bahagia, feelnya selalu gak greget. tulisan yang ini malah terasa rancu dari paragraf awal dan paragraf keduanya. perpindahan moodnya juga gak halus dan terkesan aneh. Selama ini agak susah juga sih kalau deskripsikan suanana gitu, sering banget keburu-buru deskripsinya jadi ada terkesan ada beberapa poin yang hilang. yap pointnya adalah masih perlu belajar nulis lagi.
Terimakasih sudah mau membaca hingga akhir dan masih mau baca curhatan yang gak jelas ini.
Read More