Sunday, 10 May 2015

ulang tahun

*pluk*

gadis itu menjatuhkan ponselnya tepat di ranjang tempat tidur, kemudian ia turut merebahkan dirinya mencoba menempatkan pada posisi senyaman mungkin. Sudah berulang kali ia memandangi layar ponselnya dengan penuh harap. Namun sama saja, dari puluhan pesan masuk tak ada satupun pesan dari sahabat-sahabatnya. Ia terheran entah apa yang sedang dilakukan sahabatnya hingga tak mengingat hari terpenting yang Ia tunggu. Ia menyadari selama satu tahun ini Ia sudah jarang menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya bahkan bertemu pun bisa dihitung dengan jari. Mereka tak lagi sama seperti 1 atau 2 tahun lalu, kini masing-masing dari mereka mulai sibuk dengan kepentingannya yang membuat ikatan emosional mereka tak lagi sekuat dulu. Tapi seharusnya itu bukan menjadi hal yang besar untuk melupakan hari ulang tahunnya. Ia terus menggerutu kesal. Ditengah lamunannya ponselnya tiba-tiba berdering singkat menandakan adanya pesan masuk.


"hadyeh, dari siapa lagi ini?" gerutunya.

1 new message
+08520380xxxx
-------
Selamat Hari Kartini pin, happy twenties. smile emoticon
-------

21 April 2015
ditulis oleh Linda dengan ke-sok-tau-an-nya karena Vivien gak se-drama-queen ini.

Share:
Read More

dibodohi

"apa lagi yang harus dia lakukan? bagaimana lagi dia harus bersikap untuk membuatmu sadar jika kamu tidak lagi ada dihidupnya?".

Kalimat itu terus terngiang dalam benak gadis berambut pendek yang terus mematung ditengah ruangan. Ia mencoba mencerna setiap kata yang diucapkan oleh sahabatnya tadi malam. Sama sekali tidak ada yang salah dari semua hal yang dikatakannya tapi entah mengapa sang gadis masih saja berusaha mencari sebuah pembenaran dari segala rasa bahagia yang pernah Ia rasakan. Masih mencari celah untuk lari dari akhir cerita yang tidak pernah Ia harapkan. Hingga beberapa menit kemudian Ia tersenyum simpul. Kini Ia menyadari bahwa Ia sudah dipermainkan. Dipermainkan oleh perasannya sendiri.

Linda | 17 April 2015 | 09.55
Share:
Read More