Thursday 9 February 2017

,

Tentang Jarak

4 januari 2017, di puncak tertinggi watu dodol


Jember, 9 Februari 2017


Untuk kamu, orang yang selalu membuatku bingung harus berkata apa

Hari ini aku cukup gelisah, benar-benar tak tau harus berbuat apa. Aku tau ini sulit, jarak sedemikian jauh sudah cukup menyiksa. Jadi bisakah kau mendengarkan sedikit saja. 

Baru saja beberapa jam yang lalu kita masih satu kota. Baru saja beberapa hari ini aku merasa bahagia karena jarak tak lagi ada. Tapi pertemuan memang tak akan pernah seabadi itu. Sekarang kita di sini, pasrah lagi terhadap jarak yang kian membentangi. Mari kita mulai lagi ritual ini, usaha-usaha yang kita lakukan untuk memperkecil jarak ratusan kilometer jauhnya; chat-chat yang berhamburan dan video call tengah malam.

Ada kalanya dalam hubungan ini kita membangun angan-angan yang hanya memiliki sedikit peluang untuk menjadi nyata, seperti halnya jalan berdua. Bagaimana rasanya kita diburu waktu, menghabiskan waktu selama beberapa jam hanya untuk mewujudkan angan selama berbulan-bulan tak bertemu. Tak akan ada yang pernah cukup, karena rasa rindu ini pun tak pernah mau mengerti tentang jarak. Ada pula kalanya kita dikecawakan oleh keadaan, merencanakan pertemuan sedemikian rupa namun gagal ditengah perjalanan entah karena sibukmu atau sibukku. Bahkan ada saat dimana harga tiket kereta tak lagi berharga dibanding meluapkan rindu untuk bertemu. 

Pada akhirnya, seringku pasrah kepada waktu karena kita terpisah jarak. Bahkan jika tak pernah ada jarak sejauh ini kita tak pernah bisa saling menemukan kembali. Semoga sibukmu dan sibukku hari ini adalah sibuk yag diperhitungkan oleh Tuhan. Kita hanya perlu berusaha hingga semua akan indah pada waktunya, aku percaya.

Linda
Share:

0 comment:

Post a Comment