Monday 22 June 2015

Kakak

"heh kak, kamu ngapain diem terus?" gadis itu hanya menoleh, tersenyum tipis kemudian kembali dalam lamunannya. Sementara adiknya masih terus memperhatikannya, bingung, karena satu hari ini kakaknya hanya diam, merenung seolah memikirkan sesuatu yang berat.

"Ih kakak kok diem terus, aku kan tanya kak" Lanjutnya dengan nada manja. 

"haduh kamu apasih, aku gak apa - apa tau" jawabnya simpul, lalu ia mengacak rambut adik kesayangannya itu.

Adiknya hanya diam tak berani melanjutkan untuk bertanya lebih lanjut. Ia tak ingin memaksa, kakaknya pasti akan bercerita jika dia rasa itu perlu. Yang Ia tau sampai saat ini kakaknya masih butuh waktu untuk sendiri.


-1 minggu yang lalu-

sore itu hujan, aku tengah sibuk dengan segala buku - buku yang bertebaran diatas ranjang yang seharusnya aku baca untuk persiapan kuis besok siang. Tiba - tiba saja kakakku datang dalam keadaan menangis dengan pakaian basah kuyup, meringkuk dibelakang pintu tanpa mengatakan apapun. Sejenak ia menoleh kepadaku, terlihat matanya yang sembap karena menangis untuk waktu yang cukup lama. Saat itu sungguh menyakitkan melihatnya dalam keadaan seperti itu. Kakak yang senantiasa bersikap tegar, ceria bahkan cerewet kini ia memperlihatkan sisi lainnya. Ia terlihat rapuh dan terkesan pasrah. Seingatku baru kemarin aku melihatnya tertawa bahagia, menceritakan bahwa bagaimana senangnya dia setelah pulang dari sebuah pantai indah di kota tetangga. Tanpa disadari waktu berjalan sangat cepat. membolak - balik hati dan perasaan sang empunya. Kali ini aku hanya diam, memperhatikannya yang tengah terhanyut dalam duniannya. Entah sedang memikirkan apa.

4 April 2015 | 16.38


Share:
Read More

Sunday 21 June 2015

Senin Itu

   Senin 27 April 2015 sekitar pukul 10.20 pagi. Sebut saja aku bertemu dengan salah seorang teman satu fakultas yang aku kenal dari kelas ISBD 09. Seingatku hari itu aku cukup moody karena efek dari tamu bulanan. Aku duduk di bangku taman kampus, sendirian, berusaha menyelesaikan tugas yang sebelumnya lupa aku kerjakan. Ditengah-tengah kesibukanku itu tak sengaja dia melewatiku, sepertinya akan pulang tapi tak lupa dia juga menyapaku, mungkin hanya sekedar basa-basi. "Semangat ya, aku pulang dulu" katanya. Kemudian dia berlalu bersama teman-temannya.  Aku hanya mengiyakan dengan senyuman karena aku tak mengenalnya dengan baik.

   Kemudian saat kelas berakhir sekitar pukul 12.40, tanpa sengaja aku bertemu dengannya lagi didepan kampus, dibawah pohon yang tidak begitu meneduhkan. Suatu keharusan untuk menyapa seseorang yang dikenal bukan?. Begitupun aku. Setelah sapaan klise itu dia malah memintaku untuk menemaninya menunggu. Biar aku ulang "menunggu". Siang itu panas, kelakukan seseorang sudah cukup membuatku ingin pulang. Tapi permintaanya membuatku mengurungkan niat untuk segera pulang, aku tak tega melihatnya yang sepertinya 
cukup lama menunggu sendirian. Kubelokan motorku sejajar dengannya berlanjut dengan percakapan sederhana. Memang tidak spesial dan agak membingungkan tapi sangat berarti. Setidaknya dalam percakapan beberapa menit itu aku tau dia tidak sekaku itu walaupun saat itu aku tau ia terlihat kebingungan mencari topik pembicaraan. Saat di jalan pulang pun aku sempat berpikir bahwa dia baik, bisa dibilang tidak jelas tapi sangat menyenangkan.


p.s. Yaampun ini curhatan macem apasih. Pertama buka catatanya agak jijik sama tulisan sendiri sih. Niatnya catatan ini mau di hapus tapi setelah dibaca ulang walaupun tulisanku agak acak-acakan tapi masih bisa membuatku senyum gak jelas. Yaudahlah ya di-post di blog biar awet.

Share:
Read More