Teruntuk mas tukang modus terhandal
Malam itu hujan
saat pertama kali aku mengenalmu. Tak ada yang istimewa. Bahkan kita tak dipertemukan seindah senja. kita justru dipertemukan oleh pekatnya malam berbalut dinginnya hujan. Mungkin itu cara Tuhan paling indah untuk mempertemukan kita. Awal dimana semua cerita manis dan pahit ini dimulai. Pernahkah kau menyesalinya? Pertemuan awal kita.
Adakah kau mengingatnya? Junior yang sekilas
ada dihadapanmu saat kau marah. Junior yang kau sela pembicaraan dengan orang
yang dulu ia kagumi. Junior yang kau bilang mirip adik temanmu. Junior yang sudah
berani mengatakan kalau kamu modus diawal perkenalannya. Junior yang diam-diam memperhatikanmu
saat kamu bercanda dengan temanmu. Adakah kau ingat setiap detail pertemuan
kita seperti aku mengingat semuanya? bahkan aku tak yakin kau akan ingat jika
aku tak menyampaikannya. Ah dasar kamu pelupa.
kali pertama aku
mengenalmu adalah saat kamu marah-marah. Sungguh tidak sopan marah-marah
dihadapan para junior yang bahkan tak mengerti apa-apa. Setelah itu berlanjut
perkenalan dengan modus bodohmu itu. Ah aku lupa kalo kamu senior, kamu pasti
punya seribu satu cara untuk berkenalan. aku bahkan tak pernah menyangka kau
akan menanyakan hal se’tidak-penting’ itu. ya tentu saja aku tak akan mengerti semua itu hanya sebagai alasan
untuk bertegur sapa. Kamu terlalu aneh diawal perkenalan kita. Tapi tahukah
kamu bahwa setelah itu ada sepasang mata yang diam-diam memperhatikanmu. Diam diam
mulai menganggumi caramu tersenyum. Kamu tak akan tau jika aku tak pernah
menceritakannya. Ah dasar kamu gak peka.
Entah apa yang
merasukiku hingga aku nekat menunggumu pulang. Aku yang berlarian di lorong menuju halaman
depan hanya untuk melihatmu lagi. Entah aku harus bangga atau justru malu
dengan sikapku yang malah berakhir mencegat kepulanganmu. Kamu masih ingat apa
yang aku tanyakan malam itu? Sungguh aku masih malu karena beraninya bertanya
account twittermu. Ah, aku merasa terlalu kekinian. Siapa aku ini, beraninya meminta account twitter senior
yang baru dikenalnya tak lebih dari 2 jam.
Tidak ada yang
istimewa bukan dari pertemuan kita. Bahkan tak seperti kisah seindah dongeng ataupun seromantis
apa yang dipertontonkan dalam ftv. Malah hal ini cukup bodoh untuk sekedar diceritakan lagi padamu.
Terimakasih telah mengajaku bicara malam itu. Terimakasih untuk segala modusmu
yang berhasil membingungkanku. Terimakasih untuk setiap kisah yang kau ceritakan padaku.
Ya, pertemuan pertama kita, kesempatan yang teramat penting untuk aku lupakan
setiap detailnya. Membawa semua kenangan serta rindu yang menyeruak setiap kali
aku mengingatnya. Dan pada akhirnya, pertemuan
pertama kita berkakhir dengan lambaian tangan seiring dengan senyumku yang
terus mengembang.
Semoga kamu selalu menjadi kakak terbaikku.
Semoga kamu selalu menjadi kakak terbaikku.
waaaww, pengakuan :D sweettt
ReplyDeleteeh tapi dia jomblo gak? :|