Wednesday, 28 October 2015

,

isyarat punggung

Aku menghela nafas. Kisah ini semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggunya saja. seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya...
Share:
Read More

Tuesday, 27 October 2015

yesterday

In the edge of tiring night, I hug his restless soul amid the morning mist fight inescapable fate through endless bridge I kiss the sun who full of agony and taste his heart's ache. I wait for morning dawn to sing for serenity and wish his pain away. between dew and fog, I am hoping to find the way back to we used to be yesterday. 25 October 2015 | 22.15 This poem is written for someone who...
Share:
Read More

Monday, 19 October 2015

omong kosong bintang

Kau tak kan secerah Sirius karena kau jauh diawang Kau tak akan semenarik Antares karena kau partikel yang terbuang Kuberi tahu satu rahasia Kau Polaris, bintang utara sang penunjuk jalan Ini bukan tentang konstelasi, titik koordinat penyusun langit. Ini tentang rasa percaya bagaimana kau kan jadi penjaga yang akan mengarahkan jadi cahaya, penuntun jalan pulang. 18 Oktober 2015 | 23.12 puisi...
Share:
Read More

Thursday, 15 October 2015

Titipan Hujan

kusimpan senduku pada langit dalam mendung yang menggantung biar tertahan gumpalan abu-abu hingga jatuh bersama rintik air. kutitipkan tangisku pada gerimis menyembunyikan namamu diantara tetes-tetes magis merapal namamu hingga jatuh melebur, hanyut bersama rinai hujan tak berujung, tak bertujuan biar dia bawa pergi aku tak ingin menyimpannya lagi. 14 Oktober 2015 | 16.38 Ditulis saat berteduh...
Share:
Read More

Wednesday, 14 October 2015

Selamat pagi

kan kukirimkan sajak-sajak pagi bersama cahaya keemasan sang matahari, diiringi nyanyian burung di pucuk pohon tertinggi.  aku, embun bening yang berlari pada selembar daun akhirnya tergantung siap jatuh pada bumi.  aku, embun yang akan melengkapi pagimu Selamat pagi. 14 Oktober 2015 | 05.17 ditulis untuk pagimu, untuk senyummu dan untuk muka bantalmu. Selamat pagi, jangan lupa...
Share:
Read More

Sunday, 11 October 2015

Friday, 9 October 2015

gayuh dan seto

Tak sedetikpun Gayuh mampu melupakan Seto yang telah mengkhianatinya. Gayuh sangat mendendam. Ia kini sungguh membenci laki-laki itu. Seto adalah makhluk yang paling dihindari Gayuh selama ini. Darahnya seketika mendidih ketika ia tak sengaja mendengar sesuatu yang berhubungan dengan Seto. Tak jarang pula Gayuh merapal namanya, berdoa agar Seto binasa entah tertabrak kereta atau terbakar ditelan...
Share:
Read More

Saturday, 3 October 2015

Bo

kau layaknya barisan angka tersusun rumit atas pangkat dan integral yang tak pernah bisa aku selesaikan. kau ibarat aljabar yang tak pernah bisa aku kira penuh rumus yang menggila. sedang aku siapa? mungkin aku menyukaimu karena hatiku mulai bereaksi layaknya dua senyawa kimia bak sulfat tercampur air menghasilkan percikan meletup - letup tak terkendali. menyukaimu bukan perkara remeh temeh omong...
Share:
Read More