Wednesday 11 October 2017

Pisang Bakar Keju Ijen Shelter



Di penghujung bulan September kemarin saya dan Vanadia sempat bingung akan main ke mana. Padahal di Banyuwangi tak sedikit destinasi wisata yang bisa jadi pilihan, tapi tetap saja teman saya yang zodiaknya Gemini ini selalu geleng kepala setiap saya ajukan opsi tempat wisata dengan alasan sudah pernah kesana. Maklum teman saya ini adalah satu diantara anak hitz Banyuwangi yang menyandang status Duta Wisata Banyuwangi 2015 jadi pantas saja semua sudah dikunjungi. Beda halnya dengan saya yang tidak pernah pulang ke Banyuwangi dan sekalinya pulang hanya ngerem di kamar.
Akhirnya setelah saya sudah kehabisan ide, teman saya akhirnya bilang jika dia ingin  ke Ijen Shelter. Mbok ya dari awal bilang biar saya gak usah mumet mikirin tempat. Tapi karena teman saya ini cantik, baik, pintar, bersahaja, dan saya tidak punya pilihan lain, jadi saya segera mengiyakan saja.
Ijen shelter dalam bayangan saya adalah rumah singgah sebelum mendaki Ijen dan ternyata saya salah. Ijen Shelter ini ternyata adalah sebuah resto di kaki gunung Ijen. YaAllah polos sekali memang saya ini. Antara polos dan dungu lebih tepatnya. Sepengamatan saya akhir-akhir ini di Banyuwangi memang sedang menjamur kafe ataupun resto yang mengusung tema kekinian dengan spot-spot yang bagus untuk selfie entah melalui media mural atau 3D decoration. Sedangkan untuk resto-resto yang ada di kaki gunung, yang menjadi daya jual utamanya tentu saja hijaunya alam yang ada. Biasanya resto-resto ini didirikan di tepian jurang atau di piggiran sungai, menurut teman saya meyenangkan sekali bisa makan di ketinggian. Duh maaf saya juga tidak mengerti.
Resto Ijen Shelter ini bisa ditempuh sekitar 30 menit dari pusat kota dengan jalanan yang relatif ramai untuk ukuran pedesaan, tentu saja lengkap dengan jalan naik turun dan berkelok ditambah jurang yang ada di sisi kanan maupun kiri. Lokasinya sendiri berada di desa Licin setelah kantor balai desa. Tepatnya 500 meter dari jalan utama dengan jalan menanjak sekitar 60 derajat. Setelah sampai lokasi kami sempat kebingungan karena tidak menemukan apapun selain rumah yang sepertinya difungsikan sebagai bagunan operasional dan dapur (sayangnya saya lupa untuk mengambil gambar). Kemudian kami diberi tahu pengujung lain jika restonya ada di bawah. Memang tempatnya agak tersembunyi dan kita masih harus melewati jalan setapak ke resto utama.
jalan setapak menuju resto
Sesampaiya di resto saya cukup kaget dengan tempatnya yang Indah dan tertata sekali. Tempatnya juga sejuk karena ya letaknya saja ada di kaki gunung. Untuk restonya terbagi jadi dua bagian, outdoor dan indoor. Bagian indoornya sendiri semacam pondok gitu, ada tangga buat naik ke loteng. Bisa jadi alternative kalo kamu mau lihat pemandangan dari ketinggian. Untuk bagian outdoornya cantik sekali, kursi-kursi kayunya ditata apik banget di bawah pohon kenitu sepertinya. Ada ayunan juga jika kamu ingin sedikit main-main.
resto bagian dalam
resto bagian luar
Untuk makanannya sendiri saya tidak bisa begitu banyak komentar, harganya relative murah mulai dari 15.000 hingga 45.000. Saya waktu itu hanya memesan pisang bakar keju karena kaum kismin yang biasa makan indomie ini tidak kuat finansial untuk membeli semua makanan yang ada di menunya. Untuk ukuran pisang bakar keju ini enak banget, saya gak tau lagi ngejelasinnya gimana saya sampe lupa buat ngefoto saking enaknya. Jadilah keinget waktu tinggal separuh. Intinya untuk masalah makanan, pisang bakar keju Ijen Shelter ini recommended sekali..
pisang bakar keju setengah raib
Secara garis besar Ijen shelter ini cukup nyaman dengan pemandangan tepian jurang. Tempatnya jauh dari jalan besar, sepi, dan cozy. Cocok dikunjungi diakhir pekan saat kita lelah dengan hingar bingar kota dan rutinitas kerja yang padat. Tempatnya bagus dan makanannya enak. Kata Vanadia juga tempatnya enak untuk kecan akhir pekan. Entahlah, lagi-lagi saya tidak mengerti karena saya jomblo. Untuk generasi selfie juga Ijen Shelter ini instagramable banget. Baik lokasi outdoor dan indoornya bagus untuk jadi latar belakang foto. Sayang sekali saya tidak sempat mengeksplore banyak hal dari tempat ini karena saya sibuk ngobrol ngalor ngidul dengan Vana. Semoga saya bisa ke sana lagi



mind my face ._.

            Ini kali pertama saya bikin review tentang tempat makan, jadi saya agak bingung harus mengulas apa saja. Jadi tolong sedikit maklumi ya. Boleh kok untuk memberikan kritik dan saran untuk review saya kedepanya. Saya akan sangat berterimakasih untuk kritik sarannya.

Ke Banyuwangi yuk. Kamu pasti ingin kembali.


Liliy

Share:

0 comment:

Post a Comment